BANJIR
DITENGAH KOTA
Senin, 20 April 2015
PENGEMBANGAN KREATIFVITAS DAN KEBERBAKATAN
PENGEMBANGAN
KREATIFVITAS DAN KEBERBAKATAN
NAMA :
ASSYIFA CAESARA VIANDINI (11514752)
DEVY RAHMAWATI (12514859)
DIANI ALIFAH PUTRI (13514022)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016
Teori
Mengenai Kreatifitas
I. Teori Yang melandasi dengan kreativitas meliputi:
Kreativitas agar dapat terwujud
diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari
lingkungan (motivasi ekstrinsik)
1. Motivasi
Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu
memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya,
dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan
semua kapasitasnya. Dorongan ini
merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk
hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya
sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
2. Kondisi
eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas
memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit
unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya. Bagaimana cara
menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak
(internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers
dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan
psikologis.
1) Keamanan
psikologi
·
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling
berhubungan:
·
Menerima individu sebagaimana adanya
dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
·
Mengusahakan suasana yang didalamnya
evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu
mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
·
Memberikan pengertian secara empatis
·
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak,
pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat
menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
2) Kebebasan
psikologis
Apabila guru
mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara
simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti
mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.
II.
Teori Proses
Kreatif
A. Teori
Wallas
Wallas dalam
bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
- Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
- Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar
- Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
- Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
B. Teori
belahan Otak Kiri dan Otak Kanan
Sejak anak
lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi pola
dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang
dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi
belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan).
Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak
kanan dan belahan otak kiri.
Teori ini walaupun didukung data
empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Dacey, 1989 : Piirto
1992).
Dikotomi Fungsi Mental
Belahan
Otak Kiri
|
Belahan
Otak Kanan
|
Intelek
|
Intuisi
|
Konvergen
|
Divergen
|
Intelektual
|
Emosional
|
Rasional
|
Metaforik, intuitif
|
Verbal
|
Non Verbal
|
Horizontal
|
Vertikal
|
Konkret
|
Abstrak
|
Realistis
|
Impulsif
|
Diarahkan
|
Bebas
|
Diferensial
|
Eksistensial
|
Sekuensial
|
Multipel
|
Historikal
|
Tanpa Batas Waktu
|
Analitis
|
Sintesis, Holitik
|
Eksplisit
|
Implisit
|
Objektif
|
Subjektif
|
Suksesif
|
Simultan
|
Sumber : Springer, S.P dan
Deutsch, 1981
Kesimpulan
Kreativitas lebih bersifat eksplorasi atau
pengembangan pemikiran yang bersifat umum tentang apa saja dan lebih tertumpu
kepada individu atau organisasi yang menggalinya atau
mengembangkannya. Terlepas dari kenyataan bahwa daya kreativitas tentu saja sangat terkait dengan potensi
genetik yang diperoleh seseorang dari orangtuanya. Lingkungan juga mempunyai
peranan besar. Tanpa rangsangan yang tepat, kreativitas anak menjadi kurang
maksimal. Mengapa tidak maksimal? Karena di masa kini, daya kreativitas tertinggi
menjadi acuan kesuksesan. Seperti yang dikatakan (Selo Soemardjan 1983) Timbul
dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi yang
diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan
serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja.
Banyak motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu tujuan. Sejak anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi,
selanjutnya baru berkembang menjadi pola dengan kecenderungan kiri atau kanan.
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa
menggunakan tangan kanan (dominasi belahan otak kiri), tetapi ada sebagian
orang kidal (dominan otak kanan). Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi
mentala menjadi fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kreativitas
memiliki ketergantungan yang sangat terhadap otak.
Keberbakatan dan Kreativitas
A. Pengertian Keberbakatan
Bakat
adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri
seseorang, merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.
Definisi Columbus Group, bakat adalah 'asynchronous development', yakni
kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu
dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan
orang normal. Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur
esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni
kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab. Menurut Tedjasaputra, MS (2003),
bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan
memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.
Menurut Widodo
Judarwanto 2007, keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan
diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia,
elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat
kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata
anak seusianya. Menurut Galton 2002, kebeberbakatan merupakan kemampuan alami
yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas
intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.
Menurut Renzulli
2002, keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan/atau
spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat
kreativitas yang tinggi. Menurut Clark (1986), keberbakatan adalah
ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan
merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan
oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu
hidup.
Dilihat
dari sudut pandang berdimensi ganda,
keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang tinggi di dalam aspek
intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu.
Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual
superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan
akademiak di dalam kelompok populasinya dan atau berbakat tinggi dalam bidang
tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial dan
perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan
unjuk kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.
Anak
berbakat didefinisikan oleh USOE (United
States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan
kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual,
kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka
yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang
disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya.
B.
Pengertian
Kreativitas
Secara umum
Kreativitas adalah sebuah kemampuan yang
dimiliki oleh individu/ seseorang untuk memahami keadaan/dunia, dalam
menginterprestasikan pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru
dan asli (membuat/ menciptakan suatu hal yang baru yang bermanfaat ).
Berikut
ini adlah kriteria-kriteria kreativitas :
*
Sensitivity to problems, yaitu
kreativitas dilihat dari kepekaan terhadap masalah yang muncul.
*
Originality, yaitu pemecahan masalah
dengan cara baru, bukan meniru pemecahan
masalah orang lain.
*
Breadth, yaitu ketepatan dalam pemecahan
masalah dan berguna.
*
Ingenuity, yaitu adanya kecerdikan dalam
pemecahan masalah.
*
Recognity by peers, yaitu adanya pengakuan
dari kelompoknya tentang penemuannya.
*
karena kreativitas merupakan hasil dari
proses berpikir kreatif yang dilakukan oleh seseorang, sehingga Berpikir
kreatif sangat erat hubungannya dengan kreativitas.
C. Hubungan pengertian keberbakatan
dengan kreatifitas
§ Pengertian Kreativitas :
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk
karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah
ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan
kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan
cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
§ Definisi Kreativitas
v Kreativitas adalah suatu proses
yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu
objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010).
v Proses kreatif adalah munculnya
dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari
pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan
lingkungannya atau kebudayaannya (Rogers dalam Basuki, 2010).
v Kreativitas adalah suatu proses
upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek
kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik
(Alvian dalam Basuki, 2010).
v Kreativitas adalah suatu proses
yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas
dalam berfikir (Munandar dalam Basuki, 2010).
§ Definisi Kreativitas menurut
Clark (dalam Basuki, 2010) :
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang
spesialisasi belahan otak,mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi
tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua
fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic
function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark
1986).
Menurut Hurlock kreativitas menekankan pembuatan
sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan Munandar menyebutkan kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengkombinasikan
suatu gagasan. Evans juga menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
menemukan hubungan-hubungan baru, untuk melihat suatu obyek dari perspektif
baru, dan untuk membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang sudah
ada dalam pikiran. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan
hubunganhubungan baru dan membuat kombinasi-kombinasi baru yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat
menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru tidak berarti
sebelumnya tidak ada, akan tetapi sesuatu yang baru ini dapat berupa sesuatu
SUMBER
http://www.maindexchange.com, google, wikipedia, pengembangan kreativitas oleh
DRS.A.M.HERU BASUKI Mpsi
Langganan:
Postingan (Atom)